Perjalanan Menyaksikan 2 Konser Black Rebel Motorcycle Club di Indonesia
Bagaimana rasanya menanti sesuatu yang
diimpikan selama bertahun-tahun dan akhirnya terwujud? Mungkin rasanya seperti
yang saya rasakan saat ini. Pada bulan Agustus, saya mendegar rumor mengenai sebuah
promotor (3Hundred) yang akan membawa sebuah band asal San Fransisco ke
Indonesia. Pikiran saya langsung menebak-nebak, jantung saya mulai deg-degan.
Karena salah satu band favorit saya asalnya dari kota tersebut. “Bener ga nih
yang gue harap-harapkan selama ini?” Tulis saya di akun twitter milik saya.
Setelah beberapa minggu rumor berlalu, saya
mendapati kabar yang lebih pasti. Benar dugaan saya, band yang akan dibawa oleh
3Hundred adalah Black Rebel Motorcycle Club. Band yang sudah saya idolakan
sejak 2006 dan saya nantikan sekali kedatangannya ke Indonesia.
Mungkin ini yang dikatakan “Jodoh ga akan
kemana”, berlaku juga untuk band yang kita idolakan. Dengan doa yang rajin dan
tetap bersabar. Akhirnya terkabulkan, begitulah kalau jadi fans yang solehah
hahaha
September – November 2013
Black Rebel Motorcycle Club (BRMC)
dijadwalkan akan menggelar konser tanggal 1 Desember 2013, sebelumnya venue
diumumkan di The Venue Eldorado namun seminggu sebelum konser venue konser
dipindahkan ke Dago Tea House.
Tak lama pihak 3Hundred juga mengumumkan
jadwal tambahan BRMC di Bali tanggal 4 Desember 2013 di Mantra Bali
Dan tiba-tiba setelah pengumuman jadwal
konser tersebut datanglah sebuah message dari Ian Ottaway, seseorang yang boleh
dibilang adalah orang terdekat BRMC. Yang saya kenal di Facebook selama hampir
2 tahun dan memiliki kolom khusus di website resmi BRMC.
Message yang bikin syok pagi-pagi buta, Ian
mau membantu saya dengan segala kemampuan mejiknya untuk bisa bertemu dengan
BRMC. Tapi saya tidak bisa berharap banyak dengan janji Ian yang jauh di Amrik
sana, jadi saya usahakan hal lain.
Sebulan sebelum konser saya sudah membeli tiket
pre-sale di Lawless Jakarta untuk berjaga-jaga takut kehabisan. Dan kebetulan
sejak bulan Juli saya membuat sebuah akun Twitter @BRMCIndonesia sebagai wadah
informasi mengenai band ini, yang akhirnya saya handle bersama Etam. Tiba-tiba
saja diajak kerjasama oleh pihak promotor dan akan memberikan kami invitation
untuk konser. Kami diminta membantu menjual tiket dan sebagai imbalannya kami
dapat invitation, saya bersikeras ke Etam untuk meminta Meet&Greet
sekaligus, karena saya lebih butuh Meet&Greet ketimbang tiket konser yang
bisa saya beli sendiri. Pihak 3 Hundred mengatakan akan mengusahakan terlebih
dahulu. 3 minggu menjelang konser saya dapat informasi dari teman yang bekerja
di 3 Hundred mengenai hotel tempat BRMC akan stay di Bandung, yakni di
Concordia Bumi Sangkuriang. Saya buru-buru memesan kamar di sana. Saya
mengusahakan berbagai cara untuk bisa bertemu langsung dengan BRMC.
1 minggu menjelang konser, saya membuat sesuatu yang
bisa dibilang sangat iseng. Saya me-remake satu foto BRMC dan saya upload di Facebook sebagai wujud menyambut BRMC ke Indonesia.
Dan ternyata Ian notice soal foto ini dan
mengirimkan message berikutnya
Message yang bikin syok (lagi) pagi-pagi buta,
lebih heboh lagi karena Rob Been sang vocalist & bassis BRMC notice juga
soal foto ini sampai-sampai menanyakan contact yang ada di foto ini. Dan Rob
menanyakan apakah saya akan menghadiri kedua konsernya di Bandung dan di Bali.
Karena Ian mengatakan saya ditawarkan invitation oleh Rob untuk kedua
konsernya. Sungguh bikin terharu :’D
1 Desember 2013
Hari besar yang dinantikan datang. Kedatangan BRMC di Bandung pun disambut banyaknya tagging judul-judul lagu BRMC dan poster unofficial buatan fans di jalanan Bandung
Sesampainya di Bandung saya akhirnya memutuskan untuk tidak menginap di hotel yang sama dengan BRMC dikarenakan saya berpikir akan berangkat juga ke konsernya di Bali.
Sesampainya di Bandung saya akhirnya memutuskan untuk tidak menginap di hotel yang sama dengan BRMC dikarenakan saya berpikir akan berangkat juga ke konsernya di Bali.
Saya dan Etam sudah di venue Dago Tea House
sejak jam 1 siang dikarenakan penyerahan hasil penjualan tiket melalui
@BRMCIndonesia kepada 3Hundred. Dan Etam pun akan interview BRMC sekitar jam 3
sore. Etam mengatakan pada saya siang itu bahwa kami mendapatkan 2 invitation
dan 4 meet&greet dengan BRMC. Saya langsung deg-degan seketika. Ini serasa
mimpi yang akan jadi nyata. Semua doa saya sepertinya akan terkabul, selain
bisa menyaksikan band favorit saya ini secara langsung saya berkesempatan untuk
bertemu langsung. Di tangan saya sudah
siap tertenteng satu tas berisi CD dan poster juga souvenir yang ingin saya
hadiahkan untuk BRMC.
Etam terlebih dahulu heboh bercerita mengenai
suasanan interviewnya dengan BRMC. Mendengar ceritanya saya makin deg-degan tak
karuan. Menunggu cukup lama sekitar 2 ½ jam saya, Etam dan Iqbal mondae-mandir
di depan venue. Aba-aba diberikan oleh Mbak Muli dari pihak promotor. Akhirnya
waktu meet&greet tiba. Saya bahkan merasa seperti hilang sudah jantung
saya. Teman-teman saya menempatkan saya di paling depan, entah karena mereka
juga gugup atau karena mereka mau menjadikan saya tumbal di depan BRMC. Saya
bahkan tidak tau apa yang mau saya katakana di depan mereka. Untuk mencairkan
susasana akhirnya saya menunjukkan foto remake yang saya buat sambil
memperkenalkan diri. Dan ketiga personil BRMC tertawa melihat foto tersebut.
Pecahlah suasana tegang di artist room sore itu.
Meet&greet dilakukan cukup cepat, karena
BRMC perlu istirahat setelah melakukan check sound dan interview dengan banyak
media. Setelah semua memperkenalkan diri kami foto bersama ketiga personil satu
per satu. Dan sesi tandatangan CD, poster.
Setelah itu saya berkesempatan memberikan
syal batik yang sudah bawa, mereka bilang mereka menyukai syal tersebut dan
berjanji akan memakai syal tersebut nanti. Saya mengatakan mungkin bisa mereka
pakai saat mengendarai motor. Tak lama Rob Been menanyakan kepada saya apakah
saya akan berangkat juga ke Bali. Dia meminta nama-nama kami yang berniat
berangkat karena dia ingin mencantumkan nama kami di guest list. Makin terharu
lah saya saat itu. Setelah selesai Meet&Greet di luar Peter Hayes tiba-tiba
menawarkan side-stage pass kepada Etam dan saya. Sambil meminta pass card
kepada Tour Managernya Jon Dunleavy, Peter engatakan kami bisa melihat mereka
manggung dari pinggir stage dan bisa menikmati suasana di sana dan mungkin bis
ahang-out di belakang panggung setelah konser. Mengharukan sekali, band favorit
saya ini baik hati dan humble bukan main.
Jam 8 malam kami mulai memasuki venue, lagu
pertama kami masih menyaksikan dari depan panggung. Saat ketiga personil
menaiki panggug, penonton mulai bersorak.
Ada hal yang membuat saya kaget, ternyata Rob
Been saat menaiki panggung mengangkat tinggi-tinggi syal batik yang saya
berikan saat meet&greet kemudian
menggantungkan syal tersebut di ampli miliknya sepanjang konser :’)
Konser dibuka dengan lagu “Let The Day Begin”
yang merupakan lagu milik grup band The Call yang mana sang vokalis mendiang
Michael Been adalah ayah dari Rob Been
BRMC. Lagu ini menjadi dicover oleh BRMC dan menjadi single pertama untuk album
terbaru mereka “Specter At The Feast” yang dirilis Maret 2013 lalu. DIlanjutkan
dengan Beat The Devil’s Tattoo, lagu jagoan dari album berjudul sama yang
dirilis tahun 2010.
Saya dan beberapa teman beruntung sekali dapat
menyaksikan konser dari lagu kedua di side-stage.
Konser berjalan cukup lancar, hingga saat
lagu Six Barrel Shotgun berkumandang. Rob turun ke arah penonton dan melepas
tali barikade penonton yang membuat penonton naik ke atas panggung dan sempat
membuat Peter Hayes panik karena penonton mendekati jejeran efek gitar
miliknya.
Mereka juga memainkan set akustik saat encore dengan lagu “Complicated Situation” dan “Shuffle Your Feet”. Ada kejadian lucu yang terjadi di tengah lagu “Shuffle Your Feet” seorang penonton melakukan crowd-surfing yang membuat Peter Hayes tertawa saat bernyanyi. Baru kali itu saya melihat Peter Hayes tertawa saat tampil. Konser yang berlangsung sekitar 2 jam ini ditutup dengan lagu kesukaan saya “Sell It” yang dibawakan dengan sangat baik oleh BRMC.
Inilah konser yang saya nantikan hampir 7
tahun, inilah konser yang penuh kejutan buat saya. Performa band yang sangat
baik, lighting yang sangat megah dan sound yang terdengar sempurna membuat saya
merasa ini adalah konser terbaik seumur hidup saya.
Meskipun ada beberapa lagu kesukaan saya yang
tidak dibawakan, seperti “Mercy” yang ternyata tidka jadi dibawakan meskipun
tertulis di setlist dan “Weapon Of Choice” lagu kebangsaan saya.
Tapi semua tetap memuaskan, segala penantian
dan doa saya terkabulkan sudah. Sekali lagi ini tetap konser terbaik buat saya.
Setelah konser kami berada di sisi panggung,
menanti entah siapapun personil BRMC yang masih bisa kami ajak berbincang.
Peter sempat terihat mondar-mandir ke panggung memeriksa alat-alatnya dan
sempat menyapa ke arah kami, saya pun sempat meminta Peter untuk berfoto
bersama teman saya Ifni. Leah terlihat sangat lelah dan segera meninggalkan
venue konser menuju hotel. Tidak lama kemudian Peter Hayes juga keluar menuju
hotel, saya sempat melihat Peter menggantungkan syal batik yang saya berikan di
tasnya. Ah terharu lagi :’)
Rob masih terlihat berbincang dengan krunya
di backstage, saya meminta Rob untuk berfoto bersama teman saya Ifni. Rob rela
turun ke tempat kami dan ngobrol sebentar. Rob sempat mengungkapkan kepuasannya
terhadap konser BRMC di Bandung ini. Dia tidak menyangka banyak yang hafal
lagu-lagunya dan crowdnya sangat seru. Rob menyatakan keinginnanya untuk
kembali ke Indonesia khususnya ingin sekali main di Jakarta.
Rob sempat mengungkapkan perasaannya tentang
konser di Bandung kepada Ian melaui tulisan ini:
Konser di Bandung menjadi salah satu konser
terbaik dalam rangkaian tur yang dijalani BRMC dan menjadi momen bersejarah tak
terlupakan bagi kami para penggemarnya.
4 Desember 2013
Saya akhirnya memutuskan untuk berangkat ke
Bali juga menhadiri konser kedua BRMC di Indonesia. Dengan keadaan kurang fit
saya memaksakan diri ke Bali dikarenakan saya tidak mungkin menolak undangan
dari Rob Been. Saya dan Etam sudah standby di venue Mantra Bar Bali dari sore.
Kami memastikan terlebih dahulu apakah benar nama kami tercantum di guest list.
Benar! Ternyata nama kami tercatat di sana. Ini bagian mengharukan berikutnya.
Jam setengah 9 malam saya datang kembali ke
venue bersama Etam. Kami berjumpa dengan Peter Hayes yang sedang sibuk set alat
sebelum mereka manggung. Tidak lama Rob Been turun dari atas dan memberikan
pelukan hangat pada Etam dan saya dan berkata “Ah you made it here, thanks for
coming again”. Kami berbincang sebentar
dan saya menyerahkan sebuah buku titipan Ifni untuk Rob.
Jam 9 malam tepat, akhirnya BRMC naik
panggung. Suasana di Mantra Bar yang sangat ramai dan venue yang bisa dibilang
kecil membuat konser BRMC kali ini sangatlah intim. Saya berdiri tepat di depan
Peter Hayes
Rob mengatakan dia merasa gig di Mantra ini
sama saja rasanya seperti manggung di Amerika. Karena banyak sekali turis-turis
bule yang datang dan tiketnya yang terbilang cukup mahal. Secara tidak langsung
dia mengungkapkan kepuasannya yang lebih besar dengan konsernya di Bandung.
BRMC membawakan 21 lagu malam itu, setlist
yang dibawakan di Bali tidak jauh beda dengan yang dibawakan di Bandung. Hanya
saja ada 1 lagu yang mereka ganti, di Bandung mereka membawakan lagu “Lullaby”
di Bali mereka mengganti lagu tersebut dengan “Shade Of Blue”.
Di saat jeda
lagu, Rob sempat melemparkan senyumnya ke arah saya yang berada di barisan
paling depan. Ah dia notice ternyata dengan keberadaan saya di depan. Terharu
lagi :’))
Selesai acara saya dan Etam menanti di bawah,
seperti biasa Leah langsung meninggalkan venue menuju hotel. Tak lama Peter
Hayes turun dan sempat menyapa saya dan Etam sambil memeluk kami, dia
mengucapkan terima kasih atas kedatangan kami yang kedua kali. Lalu Peter
terlihat pergi keluar sepertinya juga menuju hotel untuk beristirahat. Saya dan
Etam memutuskan menyusul ke hotel dan berharap bisa bertemu Rob untuk
mengucapkan rasa terima kasih kami kepadanya. !5 menit menunggu di depan hotel,
Rob tiba di hotel bersama Tour Managernya Jon Dunleavy. Rob terlihat sangat
lelah, dia sempat bercerita dia harus ke rumah sakit pagi hari sebelum sound
check karena digigit serangga yang membuat badannya bintik-bintik merah.
Makanya saat manggung dia terlihat agak teller, karena efek obat bius yang
diberikan dokter masih terasa katanya. Karena Rob butuh istirahat dan esok
harinya harus berangkat ke Vietnam jam 10.30 pagi kami tidak berlama-lama.
Meskipun pada akhirnya Rob malah ngajak ngobrol kesana kemari. Saya akhirnya
memaksa Rob untuk istirahat saja. Dan akhirnya kami berfoto bersama sebagai
sesi terakhir perjumpaan kami dengan Rob Been yang sangat baik hati.
Rob pun mengucapkan perpisahan dan terima
kasihnya dengan memeluk saya dan Etam. Pas meluk saya sampe diangkat-angkat,
duh jadi malu :’)
Untuk saya dan Etam, momen 2 hari bersama
BRMC ini sangatlah sakral. Tidak bisa lagi diungkapkan bagaimana rasanya semua
mimpi kami menjadi nyata. Bahkan lebih dari yang kami harapkan akhirnya kami
alami. Kebaikan dan keramahan para personil BRMC membuktikan omongan banyak
fans BRMC dari berbagai negara yang saya kenal yang sempat berkata bahwa “You’re
gonna meet the most well-mannered band, the nicest people on earth”.
Terima kasih atas segala kebaikannya Robert
Levon Been, Peter Hayes dan Leah Saphiro. See you again soon Black Rebel
Motorcycle Club! :)
Komentar
Posting Komentar